Kasus Akil pengaruhi politik nasional
Rico Afrido
Sabtu, 5 Oktober 2013 − 19:28 WIB
Sabtu, 5 Oktober 2013 − 19:28 WIB
Akil Mochtar (Dok. Istimewa).
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa peristiwa penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mempengaruhi situasi politik nasional.
"Sebagaimana rakyat Indonesia yang rasakan, politik nasional kita sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi belum lama ini di Mahkamah Konstitusi (MK), khususnya yang menimpa Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar," ujar Presiden SBY saat konferensi pers di ruang kerjanya, kantor Presiden, Jakarta, Sabtu (5/10/2013).
Hal demikian disampaikannya setelah dirinya melakukan pertemuan dengan para pimpinan Lembaga Negara membahas masalah yang dihadapi MK sekarang ini, pasca Akil ditangkap KPK.
Saat konferensi pers, Presiden SBY didampingi Wakil Presiden (Wapres) Boediono, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono.
Kemudian, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Ketua DPD RI Irman Gusman, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Ketua MPR RI Sidarto Danusobroto, Ketua BPK Hadi Purnomo, Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, Ketua Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki.
Pada kesempatan yang sama, dia juga mengaku merasakan emosi dan kemarahan rakyat Indonesia atas peristiwa hukum tersebut.
"Karena masing-masing dari kami menerima pesan, sms, pembicaraan langsung dan juga melalui media sosial," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, tugas dan kewajiban dirinya dan para pimpinan lembaga negara yakni merespon apa yang dirasakan atau diinginkan rakyat dengan tepat.
"Respon yang rasional, bukan emosional. Respon yang akhirnya bisa menjadi solusi, bukan hanya bagi Mahkamah Konstitusi, tapi untuk tata negara di negeri kita," imbuhnya.
Dia juga mengaku membicarakan peristiwa hukum yang menyeret Akil Mochtar itu dengan sangat serius bersama para pimpinan lembaga Negara pada pertemuan yang dimulai pukul 13.00 WIB hingga sekira pukul 15.00 tadi.
"Kami membicarakan dengan sangat serius. Merespon apa yang terjadi beberapa hari yang lalu yang berkaitan dengan tindakan hukum atas nama Akil Mochtar Ketua Mahkamah Konstitusi. Untuk mencari solusi, untuk memikirkan agenda dan langkah-langkah kedepan untuk menyelamatkan Mahkamah Konstitusi, sebuah insttitusi yang punya peran dan tugas yang sangat penting," tuturnya.
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa peristiwa penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mempengaruhi situasi politik nasional.
"Sebagaimana rakyat Indonesia yang rasakan, politik nasional kita sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi belum lama ini di Mahkamah Konstitusi (MK), khususnya yang menimpa Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar," ujar Presiden SBY saat konferensi pers di ruang kerjanya, kantor Presiden, Jakarta, Sabtu (5/10/2013).
Hal demikian disampaikannya setelah dirinya melakukan pertemuan dengan para pimpinan Lembaga Negara membahas masalah yang dihadapi MK sekarang ini, pasca Akil ditangkap KPK.
Saat konferensi pers, Presiden SBY didampingi Wakil Presiden (Wapres) Boediono, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono.
Kemudian, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Ketua DPD RI Irman Gusman, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Ketua MPR RI Sidarto Danusobroto, Ketua BPK Hadi Purnomo, Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, Ketua Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki.
Pada kesempatan yang sama, dia juga mengaku merasakan emosi dan kemarahan rakyat Indonesia atas peristiwa hukum tersebut.
"Karena masing-masing dari kami menerima pesan, sms, pembicaraan langsung dan juga melalui media sosial," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, tugas dan kewajiban dirinya dan para pimpinan lembaga negara yakni merespon apa yang dirasakan atau diinginkan rakyat dengan tepat.
"Respon yang rasional, bukan emosional. Respon yang akhirnya bisa menjadi solusi, bukan hanya bagi Mahkamah Konstitusi, tapi untuk tata negara di negeri kita," imbuhnya.
Dia juga mengaku membicarakan peristiwa hukum yang menyeret Akil Mochtar itu dengan sangat serius bersama para pimpinan lembaga Negara pada pertemuan yang dimulai pukul 13.00 WIB hingga sekira pukul 15.00 tadi.
"Kami membicarakan dengan sangat serius. Merespon apa yang terjadi beberapa hari yang lalu yang berkaitan dengan tindakan hukum atas nama Akil Mochtar Ketua Mahkamah Konstitusi. Untuk mencari solusi, untuk memikirkan agenda dan langkah-langkah kedepan untuk menyelamatkan Mahkamah Konstitusi, sebuah insttitusi yang punya peran dan tugas yang sangat penting," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar